WORKSHOP TEKNIK FOTOGRAFI KUNO “ALBUMEN PRINT”: REKONSTRUKSI ALBUMEN PRINT DI IKLIM TROPIS INDONESIA

WORKSHOP TEKNIK FOTOGRAFI KUNO “ALBUMEN PRINT”: REKONSTRUKSI ALBUMEN PRINT DI IKLIM TROPIS INDONESIA

Yogyakarta, 12 Juli 2025. Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta kembali menjadi pionir dalam pelestarian budaya visual melalui penyelenggaraan Workshop Teknik Fotografi Kuno “Albumen Print” yang dilaksanakan pada Sabtu, 12 Juli 2025 di Laboratorium Kamar Gelap, Fakultas Seni Media Rekam. Workshop ini merupakan bagian dari agenda penelitian kolaboratif lintas disiplin ilmu antara Program Studi Fotografi dan Konservasi Seni ISI Yogyakarta serta Program Studi Kimia FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM).

Mengangkat tema “Rekonstruksi Teknis Albumen Print di Indonesia”, kegiatan ini bertujuan memperkenalkan kembali teknik cetak foto klasik abad ke-19 yang menggunakan putih telur sebagai bahan utama. Albumen print merupakan salah satu teknik cetak foto tertua dan paling populer pada masanya, dikenal dengan kemampuannya mereproduksi detail visual secara halus serta memberikan karakter visual khas pada hasil cetaknya.

Workshop ini diikuti oleh tim peneliti kolaboratif yang terdiri dari dosen dan mahasiswa dari tiga bidang keilmuan: fotografi, kimia, dan konservasi seni. Peserta tak hanya terlibat dalam praktik rekonstruksi teknik cetak albumen, namun juga mendapatkan materi teknis dari narasumber utama, Dr. Irwandi, M.Sn., yang telah banyak meneliti pencetakan alternatif dalam fotografi.

Hadir pula dalam kegiatan ini Prof. Dr. rer. nat. Harno Dwi Pranowo, M.Si., guru besar bidang kimia dari Universitas Gadjah Mada, yang turut memberikan pandangan mengenai pentingnya pendekatan ilmiah dalam pelestarian karya fotografi berbasis bahan organik dan kimia peka cahaya.

Menghidupkan Kembali Teknik Abad ke-19

Peserta workshop diajak untuk menyusuri proses historis dan teknis cetak albumen mulai dari pembuatan lapisan albumen (putih telur yang dicampur garam), pelapisan perak nitrat pada kertas, pencetakan dengan cahaya matahari, hingga proses toning menggunakan gold chloride dan fiksasi untuk mengunci gambar agar menjadi permanen. Teknik ini menuntut ketelitian tinggi dan pemahaman mendalam terhadap reaksi kimia dan sifat bahan.

Dr. Irwandi, M.Sn., sedang menjelaskan bahan-bahan yang digunakan dalam cetak albumen.

Tidak hanya sebagai praktik artistik, teknik ini menjadi bagian dari eksperimen ilmiah dalam proyek penelitian jangka panjang yang tengah dikembangkan. Kedepannya penelitian ini menargetkan pengujian ketahanan cetakan albumen terhadap iklim tropis Indonesia sebuah topik yang sangat relevan mengingat banyaknya arsip foto sejarah Indonesia dari masa kolonial yang menggunakan teknik ini.

Peserta workshop mengoleskan larutan silver nitrat (pemeka cahaya) pada kertas foto yang digunakan dalam albumen print

Menjawab Tantangan Iklim Tropis

Iklim tropis Indonesia, dengan tingkat kelembapan tinggi, fluktuasi suhu, dan paparan cahaya matahari yang intens, menjadi tantangan besar bagi keberlangsungan koleksi albumen print. Kerusakan fisik dan kimiawi yang ditimbulkan akibat kondisi tersebut telah menyebabkan degradasi kualitas cetakan, bahkan hilangnya informasi visual penting dari sejarah bangsa.

Melalui rekonstruksi proses cetak dan simulasi kondisi penyimpanan, tim peneliti nantinya akan berdiskusi lintas keilmuan untuk menentukan metode yang paling tepat dalam pengujian laboratorium untuk mengamati perubahan visual dan kimiawi cetakan. Hasil penelitian ini diharapkan menghasilkan rekomendasi konservasi untuk iklim tropis, yang selama ini masih menjadi kekosongan dalam studi pelestarian fotografi di Indonesia.

Pelestarian Warisan Budaya Visual

Penelitian ini memposisikan ISI Yogyakarta, melalui Program Studi Fotografi dan Konservasi Seni, sebagai pusat inisiatif ilmiah dan artistik dalam upaya penyelamatan warisan budaya fotografi Indonesia. Kolaborasi dengan Fakultas MIPA UGM memperkuat pondasi riset melalui pendekatan kimia terapan yang akurat dan dapat diuji.

Hasil albumen print karya peserta workshop.

“Albumen print bukan hanya tentang fotografi masa lalu, tetapi tentang masa depan, bagaimana kita merawat dan menjaga memori visual bangsa dari kerusakan yang tidak dapat dikembalikan,” ujar Dr. Irwandi dalam paparannya saat memimpin jalannya workshop albumen print.

Hasil dari workshop ini akan menjadi awal penting dalam pengembangan strategi konservasi cetak albumen di Indonesia, serta membuka peluang lebih luas untuk kolaborasi antara seniman, ilmuwan, dan arsiparis dalam pelestarian koleksi foto bersejarah.

Sebagai kelanjutan dari rangkaian penelitian ini, pada bulan September mendatang tim peneliti fotografi cetak tua albumen dijadwalkan melakukan kunjungan studi ke Danube University Krems, Austria. Kunjungan ini menjadi bagian dari kerja sama internasional dalam naungan jaringan universitas akademik ASEAN – Eropa (ASEA–UNINET).

Pada kunjungan tersebut, tim akan mempelajari secara langsung praktik konservasi cetak foto tua yang telah berkembang di Eropa, termasuk pendekatan teknologi, metodologi analisis material, hingga sistem penyimpanan koleksi fotografi bersejarah. Interaksi dengan para ahli konservasi di Danube University diharapkan dapat memperluas wawasan dan memperkuat strategi pelestarian albumen print di Indonesia, khususnya dalam menghadapi tantangan iklim tropis. Selain menjadi tonggak penting dalam pengembangan kapasitas penelitian lintas negara, kunjungan ini juga menandai langkah strategis ISI Yogyakarta dalam membangun jejaring global di bidang pelestarian warisan visual. (Humas)

Foto bersama peserta workshop dan narasumber.

Cari
Kategori

Bagikan postingan ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDID