Fotografi menjadi bagian dari sejarah panjang peradaban manusia. Mulai dari penemuan awal, hingga beranjak pada pengembangan metode cetak menjadi rekaman sejarah fotografi itu sendiri. Menilik perkembangannya hingga saat ini, fotografi pun sering dipahami sebagai bagian dari seni. Namun, bagaimana sebenarnya konsep antara seni fotografi dan fotografi seni?

Mahacaraka Academia, bekerja sama dengan Program Studi (Prodi) Fotografi, Fakultas Seni Media Rekam (FSMR), Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, menyelenggarakan seminar daring bertema “Seni Fotografi Seni” dengan menghadirkan  Prof. Drs. Soeprapto Soedjono, M.F.A., Ph.D., sebagai narasumber pada 25 Juli 2020  lalu. Mahacaraka Academia episode ke-34 ini membahas mengenai fotografi yang merupakan bagian dari seni dan seni secara umum yang tentu juga bagian dari fotografi.

Dalam paparannya, Prof. Drs. Soeprapto Soedjono, M.F.A., Ph.D., atau yang biasa disapa Prof. SS, menyampaikan bahwa tolok ukur fotografi seni tidak hanya pada aspek-aspek teknis dan tampilan visualnya saja, melainkan juga termasuk wacana yang diusung oleh seniman atau fotografer. Fotografi menjadi hal yang unik karena menggabungkan berbagai macam unsur yang tidak terpaku pada proses pendokumentasian murni saja. Seperti yang pernah dilakukan oleh Man Ray, David La Caphelle, Andy Warhol, Jean  Michael Basquiat, Philips Halsman, Edward Weston dan lain-lain.

Tolok ukur fotografi seni saat ini juga dapat diamati dari kehadiran sebuah karya yang memiliki nilai setara dengan karya seni lainnya seperti lukisan dan patung. Nilai tersebut juga dapat ditinjau dari  sisi ekonomis. Seperti karya foto Andreas Gursky yang sempat menjadi karya fotografi yang dijual dengan harga termahal di dunia.

Pada wilayah lainnya, Prof. SS juga menyampaikan pandangannya mengenai fotografi komersial saat ini yang sangat menggantungkan pada tampilan-tampilan foto sebagai Ilustrasi untuk menunjang sebuah produk. Foto komersial yang dibuat dengan menggunakan model atau tokoh-tokoh publik sebagai objek, tata cahaya yang dikonsep dengan sangat apik hingga medium penayangan atau penyiaran dibuat sedemikian rupa dengan sangat memperhitungkan segmentasi konsumen agar tujuan dan fungsinya terlaksana.

Sedangkan hal lain yang berkaitan dengan estetika, konsep estetika fotografi yang pernah ditawarkan oleh Prof. SS, dikembangkan hingga wilayah persepsional, setelah sebelumnya hanya dibahas pada wilayah ideasional dan teknikal. Bahkan, guna membuktikan fungsi dan pengaruhnya, karya fotografi juga sebaiknya dipublikasikan agar dapat dipersepsikan, dinilai, dinikmati, dan dikritisi oleh orang lain.

PRESENTASI PROF. SS.
Prof. Drs. Soeprapto Soedjono, M.F.A., Ph.D., atau kerap disapa Prof. SS, mengisi webinar Mahacaraka Academia episode: 34 dengan tema “Seni Fototgrafi Seni”, pada Sabtu (25/72020). Prof. SS menyampaikan pandangannya terkait perkembangan fotografi seni masa kini.
SAMBUTAN DEKAN FSMR
Dekan FSMR, ISI Yogyakarta, Dr. Irwandi, S.Sn., M.Sn memberikan sambutan sebelum dimulainya webinar Mahacaraka Academia episode: 34 dengan tema “Seni Fototgrafi Seni” pada Sabtu (25 Juli 2020).
PAPARAN MATERI
Cuplikan presentasi tentang seni fotografi dan fotografi seni yang disampaikan oleh  Prof. SS saat mengisi webinar Mahacaraka Academia episode: 34 dengan tema “Seni Fototgrafi Seni” pada Sabtu (25/72020).
SAMBUTAN MAHACARAKA ACADEMIA
Sandy Wijaya, mewakili Mahacaraka Academia, menyampaikan sambutan pada Webinar Mahacaraka Academia episode: 34 dengan tema “Seni Fototgrafi Seni”, Sabtu (25/72020).

Bagikan