Sebagai rangkaian acara JMMK#12, Program Studi (Prodi) D-3 Animasi ISI Yogyakarta mengundang Andi Taru dari Educa Studio dalam acara “Animation Public Lecture ” yang dimoderatori oleh Dosen Prodi D-3 Animasi FSMR, ISI Yogyakarta, yaitu Agnes Karina Pritha Atmani, M.T.I. yang saat ini juga mengemban amanah sebagai Ketua UPT Puskom di ISI Yogyakarta. Acara tersebut diadakan pada hari Kamis (5/11) melalui Zoom Cloud Meeting.
Andi Taru adalah founder dari Edica Studio, secara personal Andi Taru merupakan seorang Edupreneurship dan Entrepreneurship dengan berbagai prestasi yang telah diraih bersama Educa Studio dari berbagi pengetahuan seputar dunia industri animasi dan game. Beberapa karya film Animasi yang dihasilkan dari Educa Studio sebagian besar mengangkat tema cerita rakyat dari Indonesia yang mengedukasi mulai dari anak-anak hingga remaja untuk lebih mengenal nilai-nilai kebaikan, moral, etika, kejujuran, dan lain sebagaianya sehingga semua nilai tersebut akan mudah dicerna melalui sebuah media film. Film animasi yang dihasilkan oleh Educa Studio salah satunya adalah Cerita Riri tentang Kancil dan Buaya.
Dalam sesi berbagi pengalaman dan pengetahuan, Andi Taru membawakan materi dengan judul “Media Kreatif di Tengah Pandemi” yang dimulai dengan membahas tentang Educa Studio yang pada awal berdiri lebih terfokus di bidang game kemudian masuk ke dunia film animasi. Dalam kesempatan itu, Andi Taru membahas tentang Educa Studio dan juga membahas tentang update dunia Industri animasi. Selain itu, ia juga membahas tentang IP (Intellectual Property) karena IP ini merupakan core business sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang game dan animasi.
Divisi Animasi Educa Studio pada awal mulanya ditujukan hanya untuk game animasi saja, karena animasi dalam game dan animasi dalam film itu sangatlah berbeda. Educa Studio mencoba berkonsentrasi di dunia pendidikan untuk memberi solusi bagi dunia pendidikan melalui animasi.
Perjalanan sejarah Educa Studio berawal dari tahun 2011 dengan produk 10 Series PC Educational Games atau 10 seri game edukasi yang berbasis PC atau laptop dan pada tahun 2013 mulai memproduksi 50 Apps animasi cerita rakyat (Riri) hingga di tahun 2019 animasi cerita rakyat tersebut dijadikan dalam satu episode dan mulai banyak memproduksi film animasi.
Perkembangan industri animasi dunia, khususnya industri animasi 3D, mencapai peningkatan 11% dibanding pertumbuhan Industri animasi di Indonesia yang baru sebesar 6,8%. Dari perkembangan tersebut terlihat bahwa Indonesia memiliki banyak pekerjaan rumah untuk mengejar perkembangan industri animasi dunia. Saat ini industri animasi di Indonesia sebagian besar masih sekadar menerima pengerjaan industri animasi dari luar negeri dan harapannya Indonesia dapat memproduksi sendiri produk-produk animasi Indonesia.
Menurut Andi Taru, berbicara game dan film animasi itu erat hubungannya dengan IP, karena IP tersebut bisa menjadi salah satu kunci kesuksesan. Sebagai contoh IP adalah “Angry Bird” di mana dalam perkembanganya IP tersebut bisa keluar dalam produk game dan film animasi. Dalam membangun sebuah IP, kita harus tahu dulu core medianya akan dibawa ke animasi atau ke game, komik, atau buku, bahkan event juga bisa dikatakan media IP. Dalam proses membangun IP, sebaiknya salah satu media awal diunggulkan terlebih dahulu untuk kemudian memunculkan IP tersebut. Andi Taru memberikan contoh bahwa Si Juki berawal dari media komik dan Angry Bird berawal dari game, hal itulah yang dinamakan core media dengan perlindungan atas IP tersebut.