FSMR ISI YOGYAKARTA DAN KPID DIY BEDAH TANTANGAN MEDIA DIGITAL DALAM ACARA KANTHI PAWIYATAN

FSMR ISI YOGYAKARTA DAN KPID DIY BEDAH TANTANGAN MEDIA DIGITAL DALAM ACARA KANTHI PAWIYATAN

Yogyakarta, 29 September 2025 – Fakultas Seni Media Rekam (FSMR) Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) DIY mengadakan acara Kanthi Pawiyatan by Astragraphia dengan tema “Beda Frekuensi, Beda Aksi: Membedah Perang Konten Media Kita” yang dihadiri oleh para mahasiswa FSMR.

Acara dibuka oleh sambutan dari Dekan FSMR Dr. Edial Rusli, S.E., M.Sn. yang menekankan tantangan media di era digital serta pentingnya etika dan pemanfaatan media secara bijak. Beliau berharap mahasiswa dapat mengambil ilmu dari talkshow ini sebagai bekal menjadi kreator maupun filmmaker.

Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Komisioner Bidang Kelembagaan KPID DIY Fuad, S.H., M.H., M.Kn. yang menyoroti tingginya penggunaan media sosial di Indonesia dan pentingnya perhatian pada dominasi media digital yang belum sepenuhnya diatur regulasi. Sambutan terakhir oleh Business Consultant Production PT Astra Graphia Tbk, Imam Sembodo, yang menegaskan bahwa meski arus digital semakin kuat, media cetak tetap
penting dalam memperkuat identitas dan memberi pengalaman nyata. Keduanya saling melengkapi, dan beliau berharap talkshow ini mendorong mahasiswa lebih kritis serta kreatif dalam berkarya.


Acara berlanjut ke sesi diskusi tentang strategi konten lokal di tengah persaingan global. Fenomena “matinya TV” muncul akibat generasi muda beralih ke platform digital. Prof.Dr.H. Agus Moh. Najib, S.Ag., M.Ag dari Plt. Direktur HALKER BPIP RI menekankan tantangan menyebarkan nilai Pancasila di era digital, pentingnya moderasi beragama, kebebasan yang beradab, serta persatuan bangsa, juga menyoroti hilangnya Pancasila sebagai mata pelajaran wajib pasca reformasi yang memengaruhi pergeseran nilai masyarakat.

Selanjutkan pemaparan dari Business Consultant Production PT Astra Graphia Tbk, Imam Sembodo tentang Astragraphia, perusahaan Digital Transformation dan Printing Solution sekaligus distributor eksklusif Fujii Film di Indonesia, menekankan bahwa media cetak tetap relevan di era digital untuk memperkuat branding dan memberi pengalaman nyata. Bersama Imperial Digital Printing, Astragraphia berperan menjembatani ide mahasiswa dengan teknologi dan layanan cetak modern agar karya kreatif bisa lebih bernilai dan kompetitif.

Kemudian Direktur Imperial Digital Printing & Grandia Publisher Setia Budi, S.T. menekankan pentingnya menentukan target market dalam setiap karya kreatif, sekaligus menegaskan bahwa media cetak tetap relevan di era digital. Didukung teknologi cetak terbaru, pihaknya bersama Astragraphia siap membantu mahasiswa dalam mengeksplorasi ide serta memperkuat branding melalui media cetak yang inovatif.

Dosen Prodi Film dan Televisi FSMR, Endang Mulyaningsih,S.I.P., M.HUM. menyampaikan bahwa perkembangan media dari cetak hingga media sosial selalu mengubah perilaku masyarakat, namun juga membawa tantangan seperti menurunnya keterampilan komunikasi dan maraknya ujaran kebencian. Beliau melihat perlunya aturan baru agar media tradisional bisa beradaptasi dengan digital, serta menekankan bahwa televisi tidak mati, melainkan terus menyesuaikan diri dan mendukung berkembangnya kebudayaan lokal.”

Usai pemaparan materi, acara berlanjut dengan sesi tanya jawab yang disambut antusias oleh para mahasiswa di mana para mahasiswa dengan antusias menyampaikan pertanyaan serta pendapat kepada narasumber. Berakhirnya diskusi yang hangat dan inspiratif ini, semoga wawasan yang diperoleh dapat menjadi bekal bagi kita semua untuk terus berkarya secara kritis dan kreatif. (Humas)

Cari
Kategori

Bagikan postingan ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDID