DARI MODERN KEMBALI KE KLASIK

DARI MODERN KEMBALI KE KLASIK

Dunia selalu berputar. Mungkin inilah kredo yang tepat untuk menggambarkan dunia fotografi saat ini. Perkembangan teknologi fotografi digital yang menawarkan efisiensi bagi para penggunanya, tidak mengikis hasrat pecinta fotografi yang penasaran terhadap eksplorasi perwujudan foto dengan menggunakan teknologi cetak pada masa awal fotografi ditemukan. Saat ini, slow photography kembali digemari. Kamera analog menjadi primadona dan menjadi bagian dari kultur kekinian. Bahkan pada bagian yang lain, teknik cetak foto lawas (old photographic processes) juga semakin mengundang rasa penasaran.

Kelas online bertajuk  “The Art of Hand Made Photography” yang diselenggarakan pada 20 Juni 2020   atas kerja sama antara Mahacaraka Academia, Focus Nusantara, dan Program Studi (Prodi) Fotografi, Fakultas Seni Media Rekam (FSMR), Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menjadi sarana untuk menjawab rasa penasaran publik terhadap teknik dan potensi lainnya dari teknik fotografi cetak tua.

Menghadirkan Dr. Irwandi, M.Sn., Dekan FSMR, ISI Yogyakarta, yang mendalami teknik fotografi cetak tua, peserta kelas online diajak untuk mengenal dan menikmati hasil eksplorasi teknik-teknik cetak tua yang direvitalisasi dan dibuat dengan cara dan bahan yang disesuaikan dengan kondisi saat ini. Dalam presentasinya, ia menunjukkan proses pembuatan emulsi peka cahaya yang dapat diaplikasikan pada media kaca, yang nantinya akan berfungsi seperti film negatif pada fotografi analog. Hasilnya, efek-efek misterius yang muncul menjadikan hasil foto yang dibuat dengan memanfaatkan “film negatif” buatan tangan tersebut memiliki nilai estetika tersendiri. Eksploratif, ekspresif, sekaligus naif, demikian hasil citraan objek yang polos khas fotografi lawas.

Peserta  yang antusias pun terlihat sangat memanfaatkan momentum tersebut. Berbagai pertanyaan terkait ekplorasi teknik fotografi cetak tua diajukan, didiskusikan, dan akhirnya menjadi pemantik terhadap kemungkinan-kemungkinan pengembangan potensi ekonomis dari fotografi cetak tua. Misalnya saja platinum print yang memiliki potensi nilai jual yang tinggi karena tampilannya yang mewah. Hand made photography menjadi medium eksperimentasi yang diharapkan dapat mendorong kreativitas, sekaligus menawarkan aktivitas fotografi unik di masa kini.

Hand made photography, bergaya klasikyang dikemas kembali dengan gaya masa kini menampilkan sajian visual yang segar. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan kajian-kajian yang baru akan bermunculan terhadap penerapan teknologi cetak tua ini. Tidak hanya menjadi sebuah karya, hand made photography juga menjadi media pendidikan seni yang dapat berjalan beriringan dengan sektor ekonomi kreatif.

PAMERAN APHIC WEEK 2019
Dr. Irwandi, M.Sn.  memperlihatkan dokumentasi pameran APHIC WEEK 2019 saat menjadi pembicara pada kelas online Mahacaraka X (20 Juni 2020) bertajuk “The Art of Hand Made Photography”.
HASIL JADI
Presentasi yang disampaikan oleh Dr. Irwandi, M.Sn., Dekan Fakultas Seni Media Rekam (FSMR), Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta yang menjadi pembicara pada kelas online Mahacaraka X (20 Juni 2020) bertajuk “The Art of Hand Made Photography” menunjukkan proses fotografi cetak tua dengan menggunakan teknik cyanotype.
Cari
Kategori