TERASHARING: TETAP DISKUSI DIKALA PANDEMI

TERASHARING: TETAP DISKUSI DIKALA PANDEMI

Semangat untuk belajar dan menambah wawasan terus digelorakan oleh Terasharing, salah satu Kelompok Kerja Mahasiswa (KKM) di Program Studi Fotografi, Fakultas Seni Media Rekam (FSMR), Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Selama masa Belajar Dari Rumah (BDR) yang diberlakukan di lingkungan ISI Yogyakarta, Terasharing tetap menggelar  diskusi secara virtual atau daring dengan program “#sharingfromhome”.

Hingga saat ini, sudah tercatat enam pembicara yang diundang dan membagikan pengetahuan serta pengalamannya pada diskusi daring. Mulai dari Prof. Dr. Yasraf Amir Piliang, M.A yang membawakan materi diskusi “a Post Photography Theory”, Sohrab Hura dengan materi “on Personal and Photography”, Novan Jemmi Andrea, M.Sn., yang membagikan pengalamannya tentang fotografi jurnalistik, Alan Ridho dengan materi Fotografi Komersial, Arif Furqan dengan materi “Unhistoried”, dan fotografer Reuters Indonesia, Willy Kurniawan, dengan materi Liputan di tengah pandemi Covid-19.

Pada salah satu sesi diskusi daring, Prof. Dr. Yasraf Amir Piliang, M.A. menjelaskan bahwa fotografi adalah salah satu hasil budaya dari era produksi. Realitas diproduksi dengan teknologi, dalam hal ini kamera, sehingga ada salah satu kritikus yaitu Walter Benjamin dalam bukunya ‘Illumination’ mengatakan bahwa fotografi adalah bagian dari “Mechanical Reproduction”, artinya realitas digambarkan melalui replika. Teknologi fotografi berbeda dengan lukisan yang orisinil dari senimannya. Lalu, fotografi yang bisa dicetak dan diproduksi sekian banyak apakah relevan untuk berbicara orisinalitas pada fotografi? Mungkin orisinalitas terletak pada pengambilannya bukan dari cetakannya sehingga tidak bisa disebut orisinil. Walter Benjamin menggunakan istilah “Aura of Reality” contohnya lukisan Affandi asli dengan goresannya dan bau dari lukisannya berbeda namun  dengan foto digital lukisan karya Affandi dapat dicetak ke dalam kalender yang pasti akan hilang auranya.

Selanjutnya, Prof. Yasraf juga menjelaskan Teori post-photography melalui contoh foto iklan produk kecantikan yang menampilkan visual wanita namun tidak sesuai dengan kenyataannya atau disebut Hipperealitas karena yang di foto tidak sepenuhnya merepresentasikan realitas.  Prof. Yasraf juga menjelaskan tentang model-model dari Hipperealitas, salah satunya hasil dari dokumentasi jurnalis perang Irak dan Amerika. Sebelum perang, Presiden  George Walker Bush mengatakan, perang ini merupakan perang kemanusiaan tanpa korban. CNN menyiarkan perang itu tidak ada korban jiwa dan hanya menampilkan gedung yang hancur, jalan-jalan terbelah, dan rumah-rumah terbakar. Lalu apakah tayangan dari CNN tersebut adalah realitas? Menurut Baudrillard tidak ada realitas yang disembunyikan karena  foto-foto itu hanya diambil dengan konsep perang kemanusiaan tanpa korban maka foto tersebut adalah Hipperealitas dari kejadian sebenarnya.

Post-Photography menurut Prof. Yasraf adalah suatu kombinasi dari representasi dan simulasi  realitas yang melampaui realitas itu sendiri. Salah satu contohnya adalah simulasi dari teknik digital yang mengubah objek pada realitas sebenarnya yang direkam oleh kamera. Dengan demikian, salah satu tugas mahasiswa fotografi adalah untuk kritis mempertanyakan dan mengkaji apa itu realitas dalam dunia fotografi? Apakah fotografi memproduksi aura baru? Apakah simulasi dari kejadian sehari-hari yang berhasil terekam oleh kamera digital termasuk dalam representasi?  Beliau berharap teori yang telah dipaparkannya dapat dikembangkan dengan baik oleh mahasiswa.

Ketua KKM Terasharing, Muhammad Alfariz, berharap setelah New Normal atau Pandemi Covid-19 berakhir, Terasharing akan lebih maju lagi dan lebih bersemangat dalam menggelar setiap sesi diskusi. Saat ini terdapat berbagai macam fasilitas penggunaan aplikasi yang memungkinkan dapat melakukan tatap muka kelompok dengan tidak terbatas pada jarak sehingga tidak menghalangi ruang-ruang diskusi walaupun tidak bertatap muka secara langsung.

ILUSTRASI DISKUSI KKM TERASHARING
Prof.Dr. Yasraf Amir Piliang. MA.,  Guru Besar Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)  Institut Teknologi Bandung (ITB) menyampaikan paparan dengan tema  A Post Photography Theory.  Dalam paparan tersebut mahasiswa diajak untuk lebih jeli membedakan realitas sebuah karya fotografi.
POSTER POST PHOTOGRAPHY
Poster diskusi yang diadakan oleh Kelompok Kerja Mahasiswa (KKM) Terasharing (beberapa waktu lalu). Dalam diskusi tersebut Prof.Dr. Yasraf Amir Piliang. M.A.,  Guru Besar Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)  Institut Teknologi Bandung (ITB), menyampaikan paparan dengan tema  A Post Photography Theory.

Cari
Kategori