Yogyakarta 2025 – Festival film tahunan Sewon Screening kembali hadir di tahun ke-11nya, Sewon Screening membawa semangat baru bagi para sineas muda dan penikmat film independent. Bertempat di Fakultas Seni Media Rekam, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Festival ini resmi dibuka pada 21 September 2025 yang menandai dimulainya rangkaian pemutaran film dan program-program lainnya seperti forum komunitas, kelas bunga matahari dan masih banyak lagi.
Kehadiran Sewon Screening menjadi angin segar bagi festival di Yogyakarta, khususnya di Selatan Yogyakarta. Sewon Screening sebagai wadah yang mempertemukan karya film dari berbagai penjuru Indonesia, komunitas film, hingga sineas independen yang mencari ruang alternatif di luar arus utama. Mengangkat tema Resistance sebagai bentuk sikap perlawanan terhadap berbagai aspek, hegemoni arus utama, dan terhadap terbatasnya ruang untuk berekspresi.
Pembukaan diawali dengan sambutan hangat dari Dekan Fakultas Seni Media Rekam Dr. Edial Rusli, S.E., M.Sn., Kepala Jurusan Televisi Bapak Dr. Samuel Gandang Gunanto, S.Kom., M.T., yang diwakili oleh Sekretaris Jurusan Televisi Bapak Pius Rino Pungkiawan, S.Sn., M.Sn., Ketua Himpunan Televisi Restu Cahya Efendi, serta Festival Director Evan Rizky, serta pihak Sponsor dan Media Partner. Rangkaian acara pembukaan Sewon Screening 11 dipandu oleh Kak Bara dan Kak Intan dengan meriah.
Dalam sambutannya, Evan Rizky menegaskan bahwa Sewon Screening 11 merupakan sebuah perjalanan panjang yang sejak awal selalu dihidupi oleh semangat resistance, semangat untuk melawan tekanan, menantang keadaan dan menyuarakan hal-hal yang kerap terpinggirkan. Tema resistance tahun ini kami rayakan dengan tajuk angin segar dekade baru. Sebuah hajatan untuk merasakan hembusan keberanian yang baru, memberi nafas pada cerita-cerita yang berdiri tegak juga untuk membuka dekade baru Sewon Screening dengan energi yang lebih segar, lebih lantang, dan lebih membebaskan. Selain itu, ia juga berharap agar Sewon Screening 11 ini menjadi angin segar bagi kita semua dan menjadi langkah awal menuju dekade baru yang lebih penuh perlawanan, harapan, dan kebebasan.
Restu menuturkan dalam sambutannya bahwa tema resistance bukan hanya slogan, melainkan refleksi sekaligus ajakan bagaimana perlawanan, ruang keberanian, serta bagaimana menyuarakan hal-hal yang kerap terpinggirkan melalui film. Lebih dari itu, Sewon Screening adalah ruang perjumpaan, tempat sineas, penonton, akademisi, dan masyarakat dapat bertukar gagasan, merayakan keberagaman dan bersama-sama membangun ekosistem film.
Di tahun ini menurut Bapak Pius Rino Pungkiawan, S.Sn., M.Sn, Sewon Screening 11 menjadi cukup Istimewa Dimana alam juga memberikan kehendaknya bahwa kemudian di tahun ke 11, penyelenggaraan Sewon Screening kembali lagi di Fakultas Seni Media Rekam, yang mana pada tahun sebelumnya diselenggarakan di Concert Hall ISI Yogyakarta. Selain itu, harapan beliau bahwa semangat yang luar biasa bisa terus dikobarkan oleh teman-teman panitia yang setiap tahunnya berganti karena diteruskan oleh Angkatan berikutnya. Selamat datang, selamat berfestival dan selamat bersenang-senang di Sewon.
‘Angin segar dari selatan, kipas angin sudah dinyalakan, hirup dalam-dalam … Angin Selatan, jangan dilupakan …’ adalah penggalan lirik dari jingle Sewon Screening yang diciptakan oleh Alm. Ilhamsyah Maulana. Sosok yang sangat berjasa dalam hadirnya jingle ikonik Sewon Screening. Bait-baitnya menjadi pemanggil dan penanda hadirnya kembali festival tahunan Sewon Screening. Dalam rangkaian opening, segenap hadirin turut mengheningkan cipta mengenang, dan mendoakan Alm. Ilhamsyah Maulana. Karya-karya beliau akan selalu hadir dalam setiap perhelatan Sewon Screening.


