Yogyakarta, 28 Februari 2025 – Diskusi eksklusif bersama sutradara Bobby Prasetyo sukses digelar di Studio 1, Program Studi Film dan Televisi, Fakultas Seni Media Rekam, ISI Yogyakarta. Acara yang berlangsung dari pukul 13.00 WIB hingga 15.00 WIB ini menghadirkan pembahasan mendalam tentang bagaimana perjalanan karir seorang sutradara film, dari langkah awal di industri hingga strategi bertahan dalam persaingan yang ketat.
Bobby Prasetyo adalah seorang sutradara Indonesia kelahiran Semarang. Ia merupakan alumni dari Program Studi Film dan Televisi, Fakultas Seni Media Rekam, Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Debut penyutradaraannya dalam film panjang dimulai dengan Bunda, Kisah Cinta 2 Kodi (2018), di mana ia berkolaborasi dengan Ali Eonuia. Film tersebut membawa Bobby dan Ali masuk nominasi Piala Iqbal Rais di ajang Piala Maya 2019 untuk debut penyutradaraan terbaik. Bobby Prasetyo juga telah menggarap sejumlah film yang mendapat sambutan positif, termasuk Eyang Putri (2021), Pamali (2022), Pamali: Dusun Pocong (2023), Kultus Iblis (2023), serta Tanduk Setan (2023).
Dalam sesi ini, Bobby Prasetyo berbagi pengalaman nyata mengenai lika-liku perjalanannya di dunia perfilman. Ia mengisahkan awal mula karirnya, tantangan yang dihadapi, serta proses kreatif dalam menyutradarai film. Sutradara berbakat ini juga menjelaskan bagaimana membangun visi dalam berkarya, bekerja dengan kru dan aktor, serta menghadapi kendala produksi.
Diskusi berlangsung interaktif dengan antusiasme tinggi dari para peserta, yang mayoritas merupakan mahasiswa profi film dan televisi. Beragam pertanyaan diajukan, mulai dari tips menjadi sutradara pemula, cara membangun portofolio yang kuat, hingga tantangan dalam mewujudkan ide-ide kreatif. Bobby Prasetyo dengan terbuka membagikan wawasan dan motivasi, menekankan bahwa konsistensi serta ketekunan adalah kunci utama meraih sukses di industri film.
Diskusi ini diharapkan dapat memotivasi calon sutradara untuk terus berkarya dan menghadapi tantangan industri dengan semangat pantang menyerah. Dengan kesuksesan acara ini, Program Studi Film dan Televisi berkomitmen untuk terus menghadirkan diskusi inspiratif lainnya guna mendukung perkembangan perfilman di Indonesia. (Humas)



