Selama masa pandemi Covid-19, serta berdasarkan petunjuk dan surat edaran pemerintah, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, memberlakukan kegiatan belajar dari rumah. Kegiatan belajar dari rumah, salah satunya diisi dengan pelaksanaan kuliah daring. Bahkan untuk memberikan kesempatan kepada khalayak yang lebih luas, pelaksanaan kuliah daring juga dibuka untuk umum dengan materi yang menarik. Seperti yang dilakukan oleh Program Studi Fotografi, Fakultas Seni Media Rekam (FSMR) ISI Yogyakarta yang menyelenggarakan kuliah umum bertajuk Kelas Kuratorial Sesi Daring yang berlangsung hingga empat sesi. Pembicara utama dari kuliah daring kuratorial ini adalah Dr. Mikke Susanto, M.A., seorang kurator seni rupa yang juga menjabat sebagai Keua Program Studi Tata Kelola Seni, Fakultas Seni Rupa (FSR), ISI Yogyakarta.
Pemilihan tema kuratorial ini dilatar belakangi oleh fenomena tumbuhnya apresiasi seni dan tingginya minat para seniman-seniman muda untuk unjuk karya melalui pameran. Di sinilah peran penting seorang kurator sangat dibutuhkan. Terkhusus adalah harapan munculnya kurator-kurator muda yang memiliki spesifikasi khusus di bidang fotografi. Menurut Ketua Jurusan Fotografi, FSMR, ISI Yogyakarta Dr. Irwandi, M.Sn., kehadiran kurator foto muda sangat penting di Indonesia. Para kurator ini nantinya diharapkan dapat melakukan aktivitas pengarsipan, pemaknaan, serta pengayaan konteks foto sebagai karya seni dan rekaman sejarah. Selain itu, tentunya para kurator ini dapat berperan aktif dalam inisiasi penyelenggaraan pameran-pameran foto di masa mendatang.
Dalam Kelas Kuratorial Sesi Daring #1, pada Senin (15/4/2020) tema yang dibahas adalah Pameran dan Konsep Ruang. Dr. Mikke Susanto, M.A., memaparkan tentang berbagai jenis pameran, tempo pameran, manajemen pameran, jenis ruang, hingga bagaimana ide pameran yang diusung oleh kurator dan seniman disesuaikan dengan karakter ruang. Karya seni, konsep, dan pemaknaan kontekstual yang dilakukan kurator bisa bersinergi secara utuh dengan ruang yang digunakan, bahkan tidak jarang pula pemaknaan tersebut melampaui karakter ruang yang digunakan. Para peserta kelas daring diajak untuk menelusuri contoh-contoh penyelenggaraan pameran seni, dan diajak untuk mendiskusikan pameran-pameran tersebut dalam hubungannya dengan konteks ruang.
Selanjutnya, dalam Kelas Kuratorial Sesi Daring #2, pada Senin (20/4/2020), tema yang dibahas adalah sejarah kuratorial. Kelas dimulai dengan penjabaran sejarah atau cikal bakal museum, dan dilanjutkan dengan pembahasan mengenai tokoh-tokoh penting dalam dunia kuratorial, baik internasional maupun dari Indonesia beserta karakteristik aktivitas kuratorialnya yang mempengaruhi perkembangan kuratorial hingga saat ini. Dr. Mikke Susanto, M.A menekankan pembahasan pada sejumlah tokoh memiliki kekhasan masing-masing dalam pendekatan aktivitas kuratorialnya. Ada yang berlandaskan pengetahuan yang dalam terhadap dunia seni, namun ada pula yang mengandalkan kebebasan hingga memunculkan pameran-pameran dan karya seni eksperimental yang menawarkan diskusi baru dalam dunia seni itu sendiri.