Tantangan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan yang dinamis dalam dunia kerja, menuntut mahasiswa untuk memiliki keahlian yang spesifik sebagai bekal mereka di masa mendatang. Beberapa peluang kerja tidak hanya membutuhkan keterampilan memotret saja, namun juga keterampilan lain yang masih sangat berkaitan dengan fotografi. Salah satunya adalah keterampilan untuk mencetak foto dengan kualitas yang baik. Program Studi (Prodi) Fotografi, Fakultas Seni Media Rekam (FSMR), Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta merespon tantangan jaman tersebut dengan menyelenggarakan Color Management workshop/lokakarya manajemen warna yang diikuti oleh sejumlah dosen dan mahasiswa, pada Senin (10/2/2020). Lokakarya yang diselenggarakan di Laboratorium Komputer, Gedung Prodi Fotografi ini dipandu oleh William Sutanto, seorang print maker dari Fenestra Imaging dan ARTi Pictures, Jakarta.
Manajemen warna merupakan pengembangan mata kuliah Prodi Fotografi untuk membekali para mahasiswa dengan keahlian spesifik yang bisa diaplikasi oleh mereka setelah lulus nantinya. Dalam lokakarya tersebut, William Sutanto menyampaikan materi tentang kalibrasi monitor, manajemen warna, pengenalan material atau bahan cetak, dan praktik cetak foto dengan prosedur yang sistematis untuk mengasilkan kualitas cetakan foto yang masimal kepada para peserta.
Ketua jurusan fotografi ISI Yogyakarta Dr. Irwandi, M.Sn., mengatakan bahwa pengembangan mata kuliah color management bertujuan agar para mahasiswa nantinya memiliki bekal keterampilan yang spesifik, dan dapat menjadi bekal untuk masa depan mereka. Pengetahuan dan keterampilan yang didapat, nantinya bisa dimanfaatkan didunia kerja maupun wirausaha dibidang fotografi.
Sarana praktik yang digunakan lokakarya ini mendapat dukungan besar dari Suherry Arno, seorang fotografer, Print Maker Artist, sekaligus donatur yang telah banyak memberikan sumbangan untuk Prodi Fotografi. Suherry Arno memiliki kepedulian yang sangat besar pada kemajuan pendidikan fotografi di Fakultas Seni Media Rekam, ISI Yogyakarta. Oleh karenanya, ia memberikan dukungan beasiswa kepada dosen untuk belajar teknik cetak alternatif di Australia dan bantuan peralatan diantaranya, printer Canon Pro-500, UV exposure unit, serta revitalisasi dan penambahan peralatan Laboratorium Kamar Gelap, guna pengembangan proses pendidikan di Program Studi Fotografi, ISI Yogyakarta, dengan total nilai mencapai Rp 300 juta. (Red)
William Sutanto, seorang print maker dari Fenestra Imaging dan ARTi Pictures, memaparkan materi tentang pengenalan dan manajemen warna saat Color Management workshop/lokakarya manajemen warna yang diikuti oleh sejumlah dosen dan mahasiswa, berlangsung di Laboratorium Komputer, Program Studi Fotografi, Fakultas Seni Media Rekam, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, pada Senin (10/2/2020).
Peserta mengamati proses kalibrasi monitor yang dilakukan oleh William Sutanto, seorang print maker dari Fenestra Imaging dan ARTi Pictures, saat lokakarya manajemen warna berlangsung di Laboratorium Komputer, Program Studi Fotografi, Fakultas Seni Media Rekam, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, pada Senin (10/2/2020).
William Sutanto (kanan), seorang print maker dari Fenestra Imaging dan ARTi Pictures, mencontohkan dan memandu praktik cetak coto saat lokakarya manajemen berlangsung di Laboratorium Komputer, Program Studi Fotografi, Fakultas Seni Media Rekam, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, pada Senin (10/2/2020).