Perjalanan dan dokumentasi visual seperti dua sisi mata uang. Keduanya saling melengkapi, menjadikan narasi perjalanan semakin utuh. Dokumentasi visual, dalam hal ini adalah fotografi bukan sekedar barang bukti tentang perjalanan yang sudah dilakukan, namun juga menjadi jembatan yang menghubungkan traveler dengan pemirsa agar esensi sebuah perjalanan dapat dipahami. Di Indonesia, kita mengenal Don Hasman, seorang petualang dan juga fotografer yang amat konsisten dalam mendokumentasikan perjalanan secara komprehensif. Pengalamanan dan komitmennya dalam mendokumentasikan setiap perjalanan membuatnya dikenal oleh khalayak luas, lintas generasi.
Beruntung, Program Studi Fotografi, Fakultas Seni Media Rekam (FSMR), Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, berkesempatan mengadirkannya pada sebuah Kuliah Umum bertajuk “Jalan Masih Panjang, Dokumentasi Perjalanan Bersama Don Hasman” di Ruang Auvi, FSMR, Jumat (7/2/2020). Dalam kuliah umum tersebut, Don Hasman memaparkan kisahnya saat melakukan perjalanan dari Saint Jean Pied de Port, Prancis Selatan, hingga Katedral Santiago de Compostela, Spanyol, sepanjang sekitar 1.000 kilometer, selama 35 hari. Perjalanan tersebut merupakan napak tilas atau ziarah yang biasa dilakukan oleh umat Kristiani untuk mengenang seorang tokoh dalam agama Kristen yaitu Yakobus, yang setelah meninggal dunia, jasadnya dibawa oleh pengikutnya menuju Santiago dengan berjalan kaki.
Sepanjang perjalanan yang ditempuh, Don memotret apa saja yang ia anggap menarik, mulai dari arsitektur, orang-orang yang ia temui, hingga suasana peribadatan dan aktivitas ziarah. Dokumentasi tersebut menjadi merupakan sebuah rekaman peristiwa yang akan menjadi arsip sejarah, paling tidak untuk diri sendiri. Bahkan, foto-foto dari sebuah perjalanan dapat menyajikan bukti nyata tentang sebuah perubahan dunia. Oleh karenanya, ia menyarankan agar setiap dokumentasi perjalanan dibuat dengan jujur. Kejujuran dalam setiap karya merupakan hal yang harus dimiliki setiap fotografer karena menentukan bagaimana cara kita menghargai orang lain. Bagi Don Hasman, perjalanan itu merupakan sebuah upaya untuk refleksi diri. Setiap manusia membutuhkan perenungan untuk memahami arti sebenarnya kemanusiaan. Ia yang beragama Islam melakukan napak tilah sejarah umat Kristen, namun ia tetap disambut hangat disetiap tempat yang ia singgahi. Ia merasakan kekuatan kemanusiaan yang sesungguhnya. (Red)
Don Hasman memaparkan tentang aspek-aspek penting dalam dokumentasi perjalanan di hadapan para peserta pada sebuah Kuliah Umum bertajuk “Jalan Masih Panjang, Dokumentasi Perjalanan Bersama Don Hasman” di Ruang Auvi, FSMR, Jumat (7/2/2020).
Don Hasman (kanan) menceritakan kisah perjalanan dan pentingnya dokumentasi visual dalam setiap perjalanan di hadapan para peserta pada sebuah Kuliah Umum bertajuk “Jalan Masih Panjang, Dokumentasi Perjalanan Bersama Don Hasman” di Ruang Auvi, FSMR, Jumat (7/2/2020).
Dosen senior Program Studi Fotografi, Dr. Edial Rusli, S.E., M.Sn., (kanan) menyerahkan cinderamata kepada Don Hasman sebelum dimulainya Kuliah Umum bertajuk “Jalan Masih Panjang, Dokumentasi Perjalanan Bersama Don Hasman” di Ruang Auvi, FSMR, Jumat (7/2/2020).
Para peserta kuliah umum berfoto bersama dengan Don Hasman usai Kuliah Umum bertajuk “Jalan Masih Panjang, Dokumentasi Perjalanan Bersama Don Hasman” di Ruang Auvi, FSMR, Jumat (7/2/2020).